JOMBANG – Ricuh antarsuporter pada laga Bahrul Ulum dengan Darul Ulum A, pada babak delapan besar Liga Santri Minggu (3/7) lalu berbuntut panjang. Darul Ulum A mengirimkan surat protes tentang pemain kepada Panitia Penyelengrara Liga Santri Piala Kasad 2022. Namun hasil sidang panitia disiplin menolak surat itu.
’’Saya secara pribadi tidak terima dengan penolakan ini. Hampir semua pemain Bahrul Ulum bukan santri, kalau dicek nomer induk santri dan rapor sekolah pasti tidak bisa menunjukkan,’’ kata Udin, pelatih Darul Ulum A.
Dalam surat itu, Darul Ulum A ingin panitia mengecek, dan mengakses NIS pesantren dan buku rapor atau rapor diniyah pada semua peserta Liga Santri. Surat itu juga menyebutkan, pada tim Bahrul Ulum terdapat pemain SSB dan bukan sebagai santri Bahrul Ulum.
Surat itu dilayangkan Senin (4/7) pagi. Udin ke Stadion Merdeka Jombang membawa sejumlah bukti. Yaitu nama, dan asal sekolah tiga pemain Bahrul Ulum yang diduga bukan sebagai santri asli.
Udin juga membawa setumpuk rapor pemain Darul Ulum A. Dia meminta Bahrul Ulum juga memberikan bukti yang sama. ’’Mengenai hal ini (penolakan surat protes,Red) kami akan konsultasi dengan gus dan kiai kami, apapun kebijakan kiai dan gus, akan kami tawaduki,’’ tegas Udin.
Sunarya, panitia disiplin Pala Kasad Liga Santri PSSI 2022 membenarkan adanya surat protes yang ditujukan kepada panitia mengenai persyaratan pemain. Surat protes tersebut ditolak karena pihak Bahrul Ulum bisa memenuhi syarat-syarat yang ada di regulasi. ’’Tim Bahrul Ulum tidak bertentangan dengan pasal 28 regulasi Liga Santri Piala Kasad 2022 tentang pemain, dan pasal 29 tentang dokumen pemain,’’ jelasnya.
Dikonformasi terpisah, Debi, pelatih Bahrul Ulum enggan berkomentar banyak. Ia mengaku tak tahu menahu mengenai surat protes yang disampaikan Darul Ulum A kepada panitia disiplin Liga Santri. ’’Saya tidak tahu tentang surat itu,’’ ucapnya.